Kemenpar Harus Kerjasama dengan Maskapai Penerbangan
Anggota Komisi X Jefirstson Riwu Kore menyarankan Kementerian Pariwisata untuk bekerjasama dengan maskapai penerbangan, dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara ke berbagai destinasi pariwisata di Indonesia.
Mengingat, tambah Jefri, infrastruktur ataupun fasilitas lain seperti hotel ataupun kondisi jalan yang baik tak cukup menjamin wisatawan mengunjungi destinasi pariwisata itu. Dengan adanya kerjasama dengan maskapai penerbangan, diharapkan wisatawan datang dari berbagai penjuru.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan infrastruktur. Tapi yang paling penting bagaimana dibuka kerjasama dengan maskapai penerbangan, sehingga jalur destinasi pariwisata semakin terbuka,” saran Jefri, di sela-sela raker dengan Menpar Arief Yahya, di Gedung Nusantara I, Selasa (1/09/15) malam.
Politikus F-PD ini yakin, kerjasama dengan maskapai penerbangan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
“Kemenpar harus kerjasama dengan maskapai penerbangan untuk membuka jalur pariwisata baru. Jangan berpatokan pada bandara yang sudah ada,” saran Jefri.
Apalagi, tambah Jefri, tahun ini Kemenpar mendapatkan anggaran hampir empat kali dari tahun sebelumnya. Tentunya, hasil yang didapat diharapkan juga lebih baik. Namun, Kemenpar hanya menorehkan kenaikan sebesar 2,69 persen pada Januari hingga Agustus 2015, dibanding tahun lalu.
“Ini perlu kita kaji bersama, apakah anggaran yang diberikan ini sudah sesuai dengan pencapaian,” imbuhnya.
Politikus asal daerah pemilihan NTT itu juga menyoroti penyerapan anggaran Kemenpar. Walaupun penyerapan anggaran masih cukup rendah, namun masih lebih baik dibanding mitra kerja Komisi X yang lain.
“Memang masih ada kendala, diantaranya ada proses pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Keuangan Pusat (BPKP). Ini salah satu yang menjadi kendala semua mitra kerja kami,” kata Jefri.
Untuk itu, ia memberikan catatan agar proses ini dapat ditinjau ulang oleh Pemerintah, sehingga tidak membuat aturan-aturan baru yang justru menghambat proses penyerapan anggaran.
“Kalau proses penyerapan anggaran juga baik, maka dana juga pasti akan berputar. Dana bergulir ini akan berpengaruh terhadap sektor riil dan ekonomi masyarakat dapat berkembang,” harap Jefri.
Apresiasi penyerapan anggaran oleh Kemenpar juga datang dari Anggota Komisi X Popong Otje Djundjunan dan Reni Marlinawati. Keduanya menilai, penyerapan anggaran masih lebih baik dibanding mitra kerja Komisi X yang lain.
Sementara sebelumnya, Menpar menjelaskan, dalam periode Januari hingga Agustus 2015, penyerapan anggaran Kemenpar mencapai 39,3 persen. Ia juga menjelaskan, pada Juli 2015, kunjungan wisman mencapai 814 ribu wisman. Angka ini meningkat sebesar 4,76 persen dibanding Juli 2014, yang hanya sebanyak 777 ribu wisman.
“Pada Januari hingga Juli 2015, jumlah kunjungan wisman mencapai 5,4 juta wiswan. Naik sebesar 2,69 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu, yang hanya 5,3 juta” jelas Menpar.
Menpar mengakui, akibat erupsi Gunung Raung yang terjadi beberapa waktu yang lalu, cukup mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan. Diperkirakan, kerugian mencapai Rp 734 miliar. (sf), foto : jaka nugraha/parle/hr.